Selasa, 31 Agustus 2010

Pedrosa Tak Mau Jemawa

KOMPAS.com — Dani Pedrosa tak mau terlalu jemawa dengan peningkatan performanya. Pebalap Spanyol ini mengatakan, dia hanya mau fokus menghadapi tujuh seri MotoGP 2010 yang tersisa dibandingkan memikirkan peluangnya untuk menjadi juara adu kecepatan "kuda besi" ini.

Akhir pekan lalu, Pedrosa tampil impresif di GP Indianapolis. Kemenangan tersebut membuat Pedrosa mencatat prestasi baru dalam kariernya di arena MotoGP karena dia untuk ketiga kalinya berhasil naik podium nomor satu dalam satu musim—sejak bergabung dengan MotoGP tahun 2006, hasil terbaik Pedrosa adalah dua kali juara dalam sebuah musim.

Melihat penampilannya yang memukau itu, jagoan Repsol Honda ini kembali menjadi favorit untuk menang di GP San Marino pada akhir pekan ini. Hanya saja, Pedrosa tak ingin over confidence, apalagi karakter Sirkuit Misano tak terlalu cocok untuk Honda.

"Kami sekarang berada dalam yang sangat kompetitif dan tiga kemenangan dalam tahun ini adalah prestasi yang lebih dibandingkan dengan raihanku pada musim-musim sebelumnya," ujar Pedrosa. "Menyenangkan sudah bisa melewati prestasi itu dan saya merasa sangat percaya diri untuk seri-seri selanjutnya. Indianapolis menyenangkan dan sangat membanggakan menang di sirkuit yang membutuhkan fisik bagus. Meskipun demikian, kami tidak punya banyak waktu untuk recovery sebelum Misano pada akhir pekan ini. Hanya saja, kami harus tetap siap."

"Tim sedang dalam kondisi bagus dan kami telah membuktikannya bahwa kami kompetitif dalam beberapa seri terakhir sehingga kami ingin meneruskan performa ini. Misano merupakan sirkuit yang sulit bagi Honda dalam beberapa tahun terakhir, tetapi kali ini kami akan mencoba untuk melakukan yang terbaik supaya bisa di depan lagi."

"Trek Misano memiliki banyak tikungan pelan di mana Anda memerlukan sebuah motor yang sangat lincah dan juga memiliki tenaga yang lembut, sedangkan mesin kami sangat kuat, tetapi juga agak agresif yang bisa menyebabkan motor bergeser. Karena itu, kami harus melakukan sebuah pekerjaan yang sangat bagus untuk mendapatkan setelan dan traksi bagus pula—seperti yang dilakukan di Indianapolis."

Mengenai peluangnya menjadi juara dunia, Pedrosa belum mau berpikir terlalu jauh. Dia hanya berjanji tampil konsisten di setiap seri tersisa sehingga terus menjaga jarak dengan pebalap Fiat Yamaha yang juga kompatriotnya, Jorge Lorenzo, yang kini memimpin klasemen sementara.

"Jarak dengan Lorenzo di klasemen masih sangat besar dan dia juga tampil sangat konsisten. Karena itu, tujuan utama kami dalam sisa musim ini sangat sederhana, yaitu terus tampil kompetitif di setiap seri dan mengambil setiap peluang untuk meraih kemenangan."

Penghargaan buat Muhammad Ali

LOUISVILLE, Kompas.com — Petinju legendaris Muhammad Ali mendapat penghargaan dari sebuah yayasan pendidikan di kota kelahirannya di Louisville, akhir pekan ini.
Penghargaan diberikan atas jasa Ali kepada yayasan yang bekerja untuk pengembangan  pendidikan buat anak-anak tak mampu. Kebetulan istri Ali, Lonnie, merupakan salah satu pendiri yayasan tersebut.
Lonnie pulalah yang mewakili Ali menerima penghargaan tersebut. Ali sendiri tidak dapat hadir karena terlalu lelah akibat penyakit parkinson yang dideritanya.
"Saya lahir dan besar di Louisville, sama dengan Mohammad. Saya tentu saja sangat terkesan dengan yayasan yang bergerak membantu anak-anak dalam segi pendidikan ini," katanya.
Ali yang lahir di Louisville pada 1942 dengan nama Cassius Marcellus Clay merupakan peraih medali emas Olimpiade Roma 1960 dan juara dunia tinju kelas berat 1964-1967 dan 1974-1978.

Konflik RI-Malaysia

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bhakti, Selasa (31/8/2010), mendesak pemerintah, khususnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, untuk bisa segera mengeluarkan penyikapan yang tegas menyusul ketegangan antara Indonesia dan Malaysia terkait kawasan perbatasan.
Yel-yel atau jargon masa lalu ganyang Malaysia masih bisa muncul dan diteriakkan lagi. Pemerintah harus paham itu.
-- Ikrar Nusa Bhakti
Sikap tegas termasuk untuk menanggapi penyikapan dan komentar Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, yang terkesan mengabaikan surat resmi Pemerintah Indonesia tentang insiden itu, dengan tidak segera membalas atau menjawabnya walau sudah sepekan berlalu.
Ikrar juga mengingatkan pemerintah kalau di sebagian masyarakat Indonesia, sentimen terhadap Malaysia masih ada. Sikap sentimen itu merupakan warisan sejarah konfrontasi masa lalu antara Indonesia dan Malaysia.
"Jadi tidak mengherankan kalau ada kejadian macam kemarin di perairan Tanjung Berakit, yel-yel atau jargon masa lalu 'ganyang Malaysia' masih bisa muncul dan diteriakkan lagi. Pemerintah harus paham itu," ujar Ikrar.
Pernyataan Ikrar ada benarnya. Saat sesi penyampaian pertanyaan rapat kerja Kementerian Koordinasi bidang Politik, Hukum, dan Keamanan beserta para menteri jajarannya, dengan Komisi I, Effendi Choirie dari Fraksi PKB menyempatkan diri membaca pidato Soekarno saat Indonesia berkonfrontasi dengan Malaysia.
"Tolong jangan lagi kita (Indonesia) seolah berada dalam posisi inferior dengan kemampuan diplomasi yang letoy. Pemerintah harus berani. Bukan kita yang butuh mereka tapi justru sebaliknya. Kalau mau tarik saja semua TKI di sana," ujar Effendi.